“Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api” (1 Kor. 3:10-15 Yesus adalah dasar atau fondasi kehidupan kita; akan tetapi Alkitab berkata bahwa masing-masing orang harus memperhatikan bagaimana cara mereka membangun di atas dasar yang ada, apakah mereka membangun dengan mempergunakan hal-hal yang sifatnya ilahi ataukah dengan hal-hal yang bersifat manusiawi. Dalam ayat 12, Alkitab bahasa Indonesia berbunyi: “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami...” Dalam Alkitab bahasa Inggris, kata atau tersebut tidak terletak pada bagian akhir namun justru di tengah-tengah: “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, atau kayu, rumput kering, dan jerami...”, sehingga dibuat perbedaan antara benda-benda yang bernilai kekal dengan benda-benda yang sifatnya manusiawi dan mudah terbakar. Ketika anak-anak Allah akan dinyatakan – ketika Tuhan akan memunculkan orang-orang benar yang akan membawa dampak dan perubahan di dunia sekuler, maka cara Tuhan untuk memunculkan dan mempertontonkan orang-orang benar tersebut adalah dengan mempergunakan api. Itu sebabnya, bagi sebagian orang, ‘hari Tuhan’ akan menjadi hari promosi, dan bagi sebagian orang lainnya ‘hari Tuhan’ justru menjadi waktu penghakiman (istilah saya: ‘masa penyesuaian’). Jika selama sekian waktu lamanya Tuhan memberi kita kesempatan untuk berada pada suatu posisi rohani tertentu, namun setelah ditimbang ternyata kita didapati terlalu ringan (baca Daniel 5), maka Tuhan akan mengembalikan kita ke titik di mana kita seharusnya berada, dan dari titik itulah kita harus mulai membangun kembali. Memang masih ada kesempatan, tapi ‘seperti dari dalam api’. Api yang Tuhan akan hadirkan ditulis dalam Maleakhi 3 sebagai api tukang pemurni logam. Artinya, api tersebut dikendalikan oleh seseorang, sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada. Ketika seorang tukang pemurni logam akan memurnikan suatu logam mulia, ia akan mempergunakan tekanan api yang besar untuk menyingkirkan kotoran-kotoran yang masih melekat pada logam mulia tersebut. Akan tetapi setelah kotoran-kotoran itu terangkat, tukang pemurni logam itu akan mengecilkan apinya untuk menghaluskan logam tersebut. ‘Api’ dalam hidup kita bisa berupa beberapa hal; orang-orang tertentu yang Tuhan sengaja utus untuk menjadi api bagi kita, bisa juga berupa peristiwa/keadaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Untuk dapat memastikan bahwa api yang datang itu justru akan membuat kita semakin dimurnikan, kita harus mulai ‘membangun hidup kita dengan mempergunakan emas, perak, dan batu permata’ – istilah lain yang saya gunakan adalah ‘memiliki roh yang berbeda’. “Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya”.(Bilangan 14:24) Dalam Alkitab bahasa Inggris versi New King James, kata “lain jiwa yang ada padanya” ditulis sebagai “he has a different spirit in him” (ia memiliki roh yang berbeda). Untuk dapat memahami pengertian ‘roh yang berbeda’ ini, kita harus mengacu kepada pasal sebelumnya, di mana Musa mengirim kedua belas pengintai ke tanah Kanaan dan memerintahkan mereka untuk membawa pulang sedikit$ dari hasil negeri itu. Ketika mereka kembali, sepuluh dari kedua belas pengintai itu bukan hanya memberikan informasi yang positif tetapi juga informasi yang bersifat provokatif dan asumtif (baca Bil. 13:27-29). Sebagai akibatnya, seluruh bangsa menolak untuk memasuki Kanaan dan mereka tidak lagi percaya pada janji Tuhan (baca ayat 31-33). Namun di tengah-tengah input yang asumtif dan provokatif tersebut, Yosua dan Kaleb – dua orang lainnya dari kedua belas pengintai – tetap memiliki keteguhan hati dan percaya bahwa bangsa Saya percaya bahwa sepanjang tahun 2007 akan menjadi tahun promosi bagi orang-orang percaya. Masalahnya, tanpa kita membangun hidup kita dengan benar sehingga kita dapat memunculkan roh yang berbeda, ketika api pemurnian itu datang, kita justru akan terbakar habis. Untuk memiliki roh yang berbeda, kita harus memastikan prinsip kebenaran menjadi satu-satunya input yang kita ijinkan untuk masuk dan bekerja dalam hidup kita. Dalam 1 Tim. 4:1 dan 2, Alkitab menegaskan bahwa pada hari-hair terakhir akan ada beberapa orang yang murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Pengertian ‘murtad’ di sini tidak selalu mengacu kepada orang-orang yang menolak Yesus sebagai Tuhan; sebaliknya, murtad di sini berarti orang tersebut tetap beribadah ke gereja dan bahkan mungkin tetap terlibat di dalam pelayanan, namun ia menolak ketuhanan Yesus dalam hidupnya. Sementara itu, roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan berbicara tentang roh yang bersumber dari dunia ini. Pertanyaan penting yang harus kita perhatikan adalah: Mengapa sampai ada orang yang murtad dan mengikuti dunia ini, sehingga mewarisi roh yang berasal dari dunia ini? Dalam 2 Tim. 3:1, Alkitab berkata, “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” Kesulitan dan tekanan hidup seakan-akan mulai memaksa kita untuk mulai menimbang sisi ketuhanan Yesus dalam hidup kita. Pada saat kita mulai mengijinkan kompromikan ada dalam hidup kita, sesungguhnya kita mulai mengikuti roh-roh penyesat dan roh-roh yang bersumber dari dunia ini, dan kita pasti akan mulai melihat bahwa dari dalam hidup kita akan muncul roh yang duniawi. Pada akhirnya, tanpa sadar kitapun akan mulai mengikuti apa yang dunia tawarkan. Ketika roh duniawi mulai termanifestasi lewat hidup kita, efeknya adalah: kita akan mencintai diri kita sendiri, menjadi hamba uang, membual dan menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, memberontak terhadap otoritas dan tidak tahu berterima kasih, dan masih banyak hal lainnya yang merupakan manifestasi dari roh dunia ini (2 Tim. 3:2-9). Tuhan menghendaki kita mulai memunculkan roh yang berbeda dari roh dunia ini, karena hanya orang-orang yang memiliki roh yang berbedalah yang akan dapat membawa pengaruh ke dalam komunitas, menjadi garam dan terang di tengah komunitas. Tanpa roh yang berbeda, kita tidak akan pernah melihat tangan Tuhan yang perkasa bekerja lewat hidup kita. Karakteristik dari roh yang berbeda: Roh yang menghargai dan mempercayai pemimpin sepenuhnya. Dalam 2 Timotius 3 kita akan mendapati bahwa roh dunia ini akan membuat orang mulai mempertanyakan otoritas kepemimpinan – termasuk di dalam gereja. Alasan mengapa sampai hari ini ada banyak gereja yang mengalami kegoncangan hanya karena masalah yang sepele adalah karena sebagian besar jemaat yang ada masih mewarisi roh dunia ini. Tetapi ketika seluruh jemaat mulai mewarisi roh yang berbeda sepenuhnya, maka goncangan boleh datang tapi Gereja akan tetap berdiri. Roh yang menghargai ikatan janji. Jika kita menyadari bahwa kita disatukan Tuhan di dalam sebuah gereja lokal oleh destiny ilahi, belajarlah untuk membangun ikatan janji dengan sang pemimpin dan juga anggota jemaat lainnya. Jangan memutuskan ikatan janji – terlebih lagi meninggalkan destiny – hanya karena gesekan atau masalah yang sepele. Ketika gesekan terjadi, belajarlah untuk tidak lagi mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, tetapi cari tahu bagaimana jalan keluarnya untuk kita dapat kembali di dalam kebenaran. Dengan demikian, gesekan apapun boleh terjadi, tapi ikatan janji akan terus kita pegang erat dan kita akan terus melangkah bersama-sama untuk menggenapi destiny. Setiap kali kita merayakan Hal yang sama sedang terjadi pada hari-hari ini; Tuhan menghendaki agar lewat kehidupan setiap orang percaya, Yesus akan dapat dilahirkan sekali lagi ke dalam dunia ini. Kita sama-sama tahu, ketika Yesus lahir, perubahan besar terjadi. Ketika kita sebagai orang-orang percaya bisa sekali lagi melahirkan Yesus ke dunia ini lewat hidup kita, maka di mana pun kita berada perubahan demi perubahan pasti akan bisa terjadi. Ketika Maria berkata, “Jadilah padaku karena aku ini hamba Tuhan”, sesungguhnya ia sedang mengambil sebuah resiko besar, karena pada jaman itu, hukuman yang berlaku bagi seorang perempuan yang kedapatan hamil di luar nikah adalah dilempari batu sampai mati. Akan tetapi, alasan mengapa Maria bisa memiliki keberanian tersebut adalah karena ia memiliki sikap hati yang berbeda – Maria memiliki roh yang berbeda. Sejenak kita simpan fakta tentang Maria dan beralih kepada Yusuf. Ketika Maria menyampaikan kepada Yusuf perihal kehamilannya, agar nama Maria tidak tercemar, Yusuf mengambil keputusan untuk menceraikannya secara diam-diam (Mat. 1:18-19). Akan tetapi, pada waktu malaikat Tuhan datang dan berbicara kepada Yusuf – Yusuf menerima sebuah input ilahi – iapun mengambil keputusan yang berbeda karena ia memang memiliki roh yang berbeda. Jika kita rindu untuk dapat memiliki roh yang berbeda, maka mau tidak mau kita harus mengijinkan kuasa firman terus bekerja dalam hidup kita, dan di sisi lain kita juga harus terus memiliki roh yang haus dan lapar akan kebenaran. Selain dua karakteristik yang sudah kita pelajari sebelumnya, yaitu roh yang menghargai dan mempercayai pemimpin sepenuhnya, dan roh yang menghargai ikatan janji, berikut adalah karakteristik lainnya dari roh yang berbeda: Roh yang selalu haus dan lapar akan kebenaran. Tanpa input yang ilahi, kita tidak akan bisa memiliki roh yang selalu haus dan lapar akan kebenaran. Sekali kita mengenal kebenaran yang sejati, tanpa kita sadarai, kita akan mulai ‘ketagihan’ dengan kebenaran itu, sehingga kita akan melakukan segala cara untuk bisa selalu mendengarkan dan memiliki kebenaran itu dalam hidup kita. Jika kita bisa memastikan kebenaran selalu ada dalam hidup kita, kalaupun kita cenderung untuk melakukan sebuah kesalahan, maka firman yang pernah masuk dalam hidup kita akan mulai berbicara kepada kita. Pesan saya adalah, terus ikuti tuntunan suara hati nuranimu, karena selama engkau menaati suara hati nuranimu, engkau akan terus tertuju kepada kebenaran. Selain mengikuti suara hati nurani, pastikan engkau juga selalu memfilter setiap input yang engkau terima. Karena begitu kita mengijinkan input yang negatif masuk dalam hidup kita, secara otomatis hati kita akan tercemar. Hati yang mulai tercemar akan sangat sulit untuk mencintai kebenaran. Berikut ini adalah beberapa jenis input:
Jika kita menerima input yang ilahi dengan hati yang terbuka, maka input ilahi tersebut akan membuat kita terhubung dengan Tuhan sendiri, dan semakin kita merenungkan dan menghidupi input ilahi yang kita sudah terima itu, semakin kehidupan kita akan menjadi ilahi.
Jika kita memperhatikan dialog antara Hawa dengan ular, maka kita akan mendapati bahwa sesungguhnya setiap perkataan si ular bersifat provokatif. Input yang provokatif adalah perkataan/pernyataan yang diucapkan seseorang, yang membuat orang yang mendengarnya cenderung untuk meragukan dan bahkan menolak apa yang selama ini ia sudah yakini. Jika kita meresponi input yang bersifat provokatif tersebut, tanpa sadar kita akan mulai memunculkan nature (sifat dasar) dari si jahat itu sendiri, dan lambat laut hubungan kita dengan Tuhan akan mulai menjadi renggang. Karena itu, pastikan kita sungguh-sungguh memperhatikan siapa yang menjadi sumber input kita, karena setelah kejatuhan manusia, Tuhan bertanya kepada Hawa, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?”
Input yang asumtif adalah jenis input yang berupa kesimpulan dan dugaan pribadi, yang diambil dari sebuah pengamatan atau pengalaman yang dimiliki oleh seseorang selama ini, dan lalu diproyeksikan kepada orang-orang lain. Input yang asumtif akan memanipulasi dan menjerumuskan orang yang menerimanya ke dalam berbagai ketakutan dan kekhawatiran. Karena itu, waspadai setiap input yang mulai mempengaruhi hidupmu secara negatif dan pastikan kita hanya membuka diri terhadap input yang ilahi.
Input yang afirmatif memiliki potensi penyesatan yang sangat besar dan biasanya dicari oleh orang-orang yang sedang membutuhkan pembenaran atas apa yang akan ia lakukan, meskipun hal tersebut adalah mutlak salah. Orang yang mencari jenis input ini sebenarnya menunjukkan bahwa ia tidak lagi terbuka kepada kebenaran; ia telah kehilangan roh yang haus dan lapar akan kebenaran. Karena itu, jika Anda sungguh-sungguh ingin mencari kebenaran, pastikan Anda hanya menerima input yang berasal dari Tuhan atau input yang diberikan oleh hamba-hamba Tuhan yang hatinya tahir.
Input yang prediktif adalah input yang berisi arahan, petunjuk, dan opini; input ini akan membuat kita mengambil langkah persiapan di depan. Untuk jenis input ini, kita juga harus menyelidiki terlebih dulu siapa yang berbicara. Karena itu, perhatikanlah siapa yang terus berbicara dan mempengaruhi hidupmu akhir-akhir ini. Selama kita bisa memastikan hati kita selalu mencintai kebenaran, kita akan aman terjaga.
Input yang manipulatif berisi arahan, petunjuk, dan nasehat, namun diberikan tanpa adanya ketulusan, dengan tujuan untuk membuat orang-orang yang mendengarnya berpaling dari kebenaran yang selama ini mereka hidupi. Dalam hal ini, yang menjadi masalah bukan lagi siapa yang memberikan input tetapi apakah ketulusan itu ada dalam dirinya atau tidak. Karena itu, jagai dirimu sungguh-sungguh dan pastikan engkau bangkit sebagai orang yang tulus.
Input ini berupa arahan, perintah, dan nasehat yang diberikan dengan ketulusan, dengan tujuan agar orang yang menerimanya akan memperoleh yang terbaik. Level keakuratan dan keobyektifan orang yang memberikan input ditentukan oleh kapasitas dan kedewasaan orang tersebut. Semakin besar kapasitas seseorang dan semakin teruji kematangannya, semakin kita dapat menjadikan input yang ia bagikan sebagai pegangan bagi hidup kita. Pastikanlah kita hanya membuka diri untuk menerima input yang obyektif dan ilahi, sehingga apapun keputusan yang harus kita ambil, standar kebenaran akan selalu menjadi patokan kita. Ingatlah, keputusan yang kita ambil yang didasarkan pada kebenaran, akan semakin mendekatkan kita kepada penggenapan janji-Nya. Intervensi ilahipun akan semakin nyata dalam hidup kita. “Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Dalam ayat 24 ketika Alkitab berkata: “...sampai fajar menyingsing”, dalam terjemahan lainnya ayat yang sama berbunyi “...sampai hari yang baru itu terbit.” Apa yang sesungguhnya dimaksud dengan “hari yang baru”? Hari yang baru artinya: penggenapan janji-janji Tuhan dan kemuliaan Tuhan yang termanifestasi. Bagi Yakub, hari yang baru berarti seluruh janji yang Tuhan pernah berikan kepada Yakub mulai digenapi sepenuhnya Ketika hari yang baru itu tiba, Yakub berkata: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Berkat seperti apakah yang diminta oleh Yakub? Karena sebetulnya Yakub sudah kaya raya – sebelum pergi ia berhasil membawa seluruh kekayaan mertuanya. Masalahnya, semua kekayaan itu diperoleh Yakub dengan cara yang tidak ilahi, sehingga bahkan dengan semua kekayaannya, Yakub tetap tidak diberkati. Itu yang menjadi alasan mengapa Yakub meminta agar Tuhan memberkati dia, karena Yakub tahu bahwa tanpa berkat Tuhan, apa yang pernah ia terima sebagai janji dan hak waris dari Ishak ayahnya tidak akan pernah tergenapi dalam hidupnya. Di sisi yang lain, seluruh kemuliaan dan penggenapan janji Tuhan tidak akan pernah menjadi realita dalam hidup kita tanpa adanya perubahan hidup. Hal-hal yang akan terjadi ketika hari yang baru itu datang: Tuhan akan mulai memunculkan orang-orang yang selama ini sudah Ia bentuk untuk mulai merepresentasikan diri-Nya di atas muka bumi ini. Selama sekian waktu lamanya, kita mungkin mendapati bahwa orang-orang percaya dan hamba-hamba Tuhan seakan-akan hanya bisa membawa sekelumit dari kemuliaan Tuhan. Saya percaya, mulai tahun 2007, kita akan mulai melihat munculnya orang-orang percaya dan hamba-hamba Tuhan yang akan sepenuhnya merepresentasikan Tuhan sendiri, karena Tuhan memang menghendaki bahwa setiap orang percaya akan dapat memanifestasikan kepenuhan-Nya di bumi ini. Ketika Kristus mulai termanifestasi lewat kehidupan setiap orang percaya, saat itulah kita akan melihat perubahan, terobosan, dan kemenangan besar akan mulai terjadi; segala bentuk dosa dan kedurhakaan akan mulai dihukum. Alasan mengapa Dalam Keluaran19:1-6, Tuhan berkata kepada orang-orang Bagi orang-orang yang tidak mengalami perubahan hidup, hari yang baru justru akan menjadi hari penghakiman. Ketika api pemurnian itu datang, orang-orang yang membangun hidup mereka di atas dasar emas, perak, dan batu permata – orang-orang yang mengalami perubahan hidup – akan dapat bertahan bahkan dipromosikan Tuhan. Sebaliknya, mereka yang membangun hidup di atas dasar kayu, jerami, dan rumput kering – orang-orang yang tidak mengalami perubahan hidup – akan habis terbakar. Jika kita memperhatikan dari Matius 7, ujian yang akan terjadi secara global digambarkan seperti hujan yang turun, banjir yang melanda dan angin yang bertiup. Hujan berbicara tentang ujian terhadap otoritas kepemimpinan yang ada atas hidup kita, karena hujan selalu menimpa atap. Hubungan kita dengan sang pemimpin akan diuji. Banjir berbicara tentang ujian terhadap prinsip-prinsip/nilai-nilai dasar kehidupan yang kita miliki. Jika kita sungguh-sungguh memiliki fondasi yang kuat – prinsip firman terbangun dengan kokoh dalam hidup kita, walaupun ujian atas nilai-nilai dasar hidup itu datang, kita tidak akan pernah berubah. Angin yang bertiup berbicara tentang ujian terhadap ‘dinding’, yaitu ikatan janji yang kita miliki satu dengan yang lain; apakah hanya karena adanya ‘gesekan’ kita akan meninggalkan destiny yang Tuhan tetapkan dan ikatan janji yang pernah kita buat. Di tiga aspek inilah ujian sedang terjadi, dan hanya mereka yang sungguh-sungguh membangun dengan benar lah yang akan menikmati datangnya hari yang baru itu. Tuhan akan mulai menyatakan hukum-hukum dan jalan-jalan-Nya atas bangsa ini. Dalam Keluaran 20, setelah Tuhan memanifestasikan diri-Nya di atas gunung Sinai, Tuhan menyatakan hukum-hukum dan jalan-jalan-Nya kepada seluruh Karena itu, terus siapkan dirimu Tuhan akan sungguh-sungguh memakai hidupmu untuk merepresentasikan diri-Nya di atas muka bumi ini. Semakin kita berjalan dalam ketaatan, semakin Tuhan akan memakai kita lebih lagi. Tuhan akan mulai memanifestasikan kehidupan bersama [“corporate life”] dan bukan lagi kehidupan individual. Berbicara tentang kehidupan individual, berarti setiap pribadi masih memiliki cita-cita, keinginan dan angan-angan yang berbeda-beda, dan masing-masing individu berjalan menuju ke arah yang berbeda. Akan tetapi berbicara tentang kehidupan bersama, itu berarti seluruh individu hanya mengejar satu cita-cita dan satu keinginan, dan mereka berjalan bersama-sama menuju ke satu arah yang sama. Saya percaya, Gereja tidak akan lagi menjadi tempat di mana orang-orang percaya hanya sekedar berkumpul dan beribadah, tapi Tuhan akan meningkatkan kualitas sebuah gereja lokal menjadi ‘tulang punggung’ perekonomian suatu komunitas. Namun untuk itu semua bisa terjadi, seluruh jemaat perlu meleburkan kehidupan mereka ke dalam apa yang disebut sebagai ‘kehidupan bersama’. Jika kita mempelajari Kejadian 14:13-16, ketika Abram mendengar bahwa Lot ditawan dalam sebuah peperangan, Abram beraliansi dengan Mamre, Aner dan Eskol untuk membebaskan Lot. Inilah yang dimaksud dengan kehidupan korporat; Abram, Mamre, Eskol dan Aner – yang meskipun memiliki kehidupan pribadi mereka masing-masing – meleburkan hidup mereka untuk mengejar satu tujuan bersama. Ketika Tuhan mulai menyatukan seluruh aspek hidup yang kita miliki, tujuannya adalah agar Kerajaan Sorga diperluas dan dimanifestasikan di bumi ini. Tanpa seluruh orang percaya melakukan konsolidasi/aliansi, Kerajaan Sorga tidak akan bisa diperluas. Setelah kita menyadari bahwa inilah tiga hal penting yang akan Tuhan lakukan di tahun yang akan datang, pertanyaan pentingnya adalah: Jenis kehidupan seperti apakah yang harus kita miliki agar ketiga hal di atas dapat tergenapi dalam hidup kita? Yakub tidak akan menikmati hari yang baru sebelum Tuhan memukul pangkal pahanya dan ia memiliki cara jalan yang berbeda. Selama jalan hidup kita masih sama seperti tahun-tahun yang lalu, hari yang baru yang Tuhan nyatakan hanya akan membuat kita melewati penghakiman. Tetapi ketika kita mengalami perubahan hidup, hari yang baru itu akan membuat kita mengalami promosi dari Tuhan. Kualitas hidup yang harus kita miliki: Pastikan kita memiliki hati yang tetap melekat dengan Dia dan rencana-Nya. Kita perlu mulai memperhatikan kondisi hati kita dengan sungguh-sungguh, karena ketika hati kita tidak lagi melekat kepada Tuhan, itu berarti hati kita mulai tertuju kepada yang lain. Hanya ada dua aspek hidup dalam dunia ini: yang ilahi dan yang manusiawi. Ketika rasa haus dan lapar akan Tuhan mulai sirna dalam hidup kita, secara otomatis kita akan mulai memanifestasikan kemanusiawian. Sebaliknya, selama hati kita tetap teruju kepada Tuhan, kemanusiawian tidak akan pernah muncul dalam hidup kita. Pastikan tidak ada lagi kehidupan yang berbau kedagingan, keduaniawian, atau kemanusiawian dalam hidup kita. Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat. 16:24). Memikul salib dan menyangkal diri adalah sesuatu yang harus kita lakukan setiap hari; artinya kita harus memastikan, begitu ada sedikit saja keduniawian dan kemanusiawian yang ingin memunculkan dirinya lewat hidup kita, kita harus segera menanggulanginya. Karena itu, jadikan Filipi 4:8 sebagai filter dalam pikiran kita, sehingga kita akan bisa dengan mudah menyingkirkan setiap godaan yang mencoba masuk dalam hidup kita: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, ...mulia, ...adil, ...suci, ...manis, ...sedap didengar, ...disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Pastikan hanya ke delapan unsur itu saja yang ada dalam dirimu Pastikan kita memiliki kualitas roh yang berbeda. à lanjutan karakteristik dari roh yang berbeda:
Dalam perjalanan hidup kita sehari-hari, kadangkala ada hal-hal tertentu yang dapat disebut sebagai masalah, musibah, atau peristiwa negatif lainnya yang kita alami. Kebanyakan orang mungkin mengalami kesulitan untuk dapat dengan begitu saja melupakan peristiwa negatif yang terjadi dalam hidupnya, namun Tuhan menghendaki agar kita dapat memunculkan roh yang berbeda; tidak peduli seberapa sering kita disakiti, kita akan dapat dengan mudah melupakannya dan terus melangkah maju untuk melakukan kehendak Tuhan. Pastikan peristiwa apapun yang pernah engkau alami di masa lalu tidak akan pernah menghantuimu lagi untuk selama-lamanya.
Selama kita bisa menjagai hati kita tetap lembut, mudah dibentuk, mudah diajar dan mau berubah, maka walaupun kita seringkali melakukan tindakan-tindakan yang ‘bodoh’, Tuhan akan selalu bisa mengkondisikan tindakan ‘bodoh’ kita tersebut untuk tidak menghancurkan hidup kita. Sebaliknya, selama kita terus memiliki roh yang keras, tidak mudah dibentuk dan tidak mau taat, maka satu tindakan bodoh saja yang kita lakukan akan membuat kita mengalami banyak konsekuensi negatif. Ingatlah prinsip ini: ketaatan kita akan menyelamatkan kita dari banyak bahaya. Daud beberapa kali pernah melakukan tindakan yang bodoh, namun Tuhan seakan-akan selalu membuat tindakan bodoh yangi ia lakukan menghantarkan Daud kepada hal-hal yang lebih baik lagi. Hal itu disebabkan karena Daud memiliki roh yang lembut dan mudah dibentuk.
Dalam 1 Timotius 6:9-10, Alkitab menuliskan tentang apa yang akan terjadi ketika cinta akan uang dan keinginan untuk cepat kaya mulai ada dalam hidup kita: “...terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” Menjadi orang kaya itu tidak salah; tapi menjadi orang yang ingin cepat kaya akan menjerumuskan kita ke dalam dosa. Karena itu, milikilah kualitas roh yang berbeda; jadilah orang yang tahu bagaimana hidup dengan secukupnya dan percayalah, berkat Tuhan tidak akan pernah kurang atas hidup kita.
Tuhan akan memproyeksikan kita untuk memiliki pengaruh dan dampak di dunia sekuler, namun tanpa kita memiliki keantusiasan terhadap perkara-perkara rohani, kita akan menjadi jauh lebih mudah untuk menjadi antusias terhadap perkara-perkara duniawi. Roh yang agresif dan antusias akan menjagai kita dari berbagai bentuk kemerosotan yang sedang ada di dunia ini dan membawa kita untuk terus naik di dalam Tuhan. Karena itu, siapkan hidupmu, karena hari-hari yang penuh kemuliaan itu sudah ada di hadapan kita! ( By. Steven Agustinus/OPenheavenministries.org) |
Selasa, 16 Februari 2010
MEMILIKI ROH YANG BERBEDA - 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar